Jakarta, Diskresi.com — Di sebuah rumah sederhana di daerah timur Sidrap, suara merdu sudah akrab terdengar sejak subuh.
Suara itu milik Syaqirah, gadis 19 tahun yang kini menjadi perbincangan publik setelah menembus babak Top 7 Dangdut Academy 7 Indosiar.
Bagi warga Sidrap, nama Syaqirah bukan sekadar peserta kontes menyanyi. Ia adalah simbol dari kerja keras, ketekunan, dan representasi generasi muda Bugis yang berani bermimpi jauh.
“Syaqirah itu dulu sering tampil di acara-acara kampung, dari hajatan sampai lomba 17-an,” kenang ibunya, sambil menunjukkan foto-foto lama di telepon genggamnya.
“Dia tak pernah malu, selalu tampil dengan senyum.”
Kini, dari panggung nasional, senyum itu menyapa jutaan penonton di seluruh Indonesia.
Perjalanan Syaqirah tidak instan. Ia mulai mengikuti audisi kecil di Makassar, lalu menembus seleksi nasional di Jakarta.
Dari ratusan peserta, namanya perlahan naik berkat suara lembut dan cengkok khas Bugis yang membuat juri terkesan.
“Dia punya warna suara yang jarang,” ujar salah satu tim musik Indosiar yang ditemui Diskresi.com. “Ada kelembutan yang tidak dibuat-buat, tapi kuat.”
Warga di timue Sidrap ini masih ingat betul momen pertama kali nama Syaqirah disebut di televisi.
“Kami menjerit,” kata Hasyim, tetangga dekatnya. “Itu malam pertama seluruh kampung nonton Indosiar bareng.”
Dari sanalah dukungan mulai mengalir deras. Spanduk, baliho, hingga mural bergambar wajah Syaqirah bermunculan di berbagai sudut Sidrap. Di dunia maya, video-videonya dibagikan ribuan kali.
Penampilan Syaqirah di panggung sering dibubuhi unsur Bugis — mulai dari busana, gaya bicara, hingga pilihan lagu. Dalam salah satu episode, ia tampil mengenakan baju bodo berwarna emas, memadukan modernitas dan tradisi.
“Dia selalu ingin ada nuansa kampung,” kata desainer kostumnya, Fadhli. “Meski di Jakarta, dia tetap ingin orang tahu, dia dari Sidrap.”
Penonton pun menangkap keaslian itu. Komentar positif datang tak hanya dari masyarakat Sulsel, tapi juga dari luar daerah. “Kita butuh representasi lokal yang kuat,” tulis salah satu pengguna media sosial. “Syaqirah bukan hanya menyanyi, dia membawa kebudayaan.”
Di Sidrap, dukungan terhadap Syaqirah sudah seperti agenda bersama. Aparat kecamatan, sekolah, hingga komunitas motor melakukan pengumpulan vote digital.
Bupati Sidrap juga menegaskan, dukungan kepada Syaqirah adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap generasi muda.
“Kami ingin anak-anak Sidrap percaya diri bersaing di tingkat nasional,” ujar Syaharuddin Alrif. Sang Bupati
Bagi Syaqirah, perjuangan di DA7 bukan sekadar kompetisi. “Saya ingin bawa nama Sidrap dan Sulawesi Selatan,” ujarnya dalam wawancara singkat. “Biar orang tahu, dari kampung kecil pun bisa berprestasi.”
Perjalanan Syaqirah menjadi bukti bahwa suara bisa menembus batas geografis. Bahwa dari rumah sederhana di timur Sidrap, gema bisa sampai ke Jakarta.(*)
