Sidrap, Diskresi.com – Sore itu, Jumat 10 Oktober 2025, pukul 16.30 WITA, udara Sidrap terasa sejuk. Jalan Bhakti di Kelurahan Majjelling biasanya lengang, namun Posko Resmob Polres Sidrap dipenuhi suara riuh rendah. Tumpukan paket bantuan menunggu untuk dibagikan, dan di tengahnya berdiri Kanit Resmob IPDA Junaidi Kadhafi, SH, MH, memimpin timnya dengan senyum hangat.

Warga datang satu per satu, ada yang membawa anak-anaknya, ada yang menunduk malu. Setiap paket bahan makanan yang diterima seakan menghapus penat dan kekhawatiran mereka. Seorang ibu paruh baya menatap paket di tangannya, menahan air mata yang ingin jatuh. “Terima kasih… tidak pernah terbayang polisi bisa datang langsung ke rumah kami,” gumamnya lirih.

Di sisi lain, seorang bapak tua menepuk-nepuk paket bantuan sambil tersenyum tipis. Tatapannya lurus ke tim Resmob, penuh rasa haru. Suara langkah personil, sapaan lembut, hingga aroma paket beras dan minyak goreng, semua membaur menjadi satu: kehangatan yang terasa hingga ke dalam hati.

“Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian kami, sebagai personil Polres Sidrap, untuk membantu warga yang membutuhkan,” kata IPDA Junaidi, menepuk pundak seorang anak kecil yang berdiri di samping ibunya. Kata-kata itu sederhana, namun bagi warga yang hadir, itu lebih berharga daripada apa pun.

Setiap paket yang dibagikan membawa cerita sendiri. Ada yang meneteskan air mata, ada yang tersenyum malu-malu, ada yang mengangguk penuh syukur. Namun semuanya menyatu dalam satu rasa: perhatian yang tulus, dan pengingat bahwa mereka tidak sendiri.

Jumat sore itu, Posko Resmob bukan sekadar tempat bagi polisi bekerja. Ia menjadi titik di mana kepedulian bertemu dengan kebutuhan, doa bertemu harapan, dan senyum seorang polisi menjadi sahabat bagi warga. Di Sidrap, Sat Reskrim Polres Sidrap membuktikan bahwa tugas polisi tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga menyalakan harapan, satu keluarga, satu paket, satu senyum pada satu waktu. (*)