foto ilustrasi

Soppeng, Diskresi.com — 2.166 hektar. Angka realisasi sawah di Soppeng per 24 April 2025. Masih 52% dari target bulan ini. Tapi arah sudah jelas. Gas sudah diinjak.

Pemerintah Kabupaten Soppeng bergerak cepat. Arah komando datang langsung dari Bupati H. Suwardi Haseng, SE. Ia tegaskan, swasembada bukan sekadar program. Ini misi strategis. Mendukung Asta Cita Presiden Prabowo.

Target besar ditetapkan: 69.534 hektar lahan sawah di 2025. Padahal saat ini Lahan Baku Sawah (LBS) baru 27.417,10 hektar. Artinya, butuh ekspansi lebih dari 150%. Langkah ini tak bisa biasa-biasa. Harus luar biasa.

Dinas Pertanian dan Dandim 1423 Soppeng sudah tanda tangan komitmen. Data diolah. Zona agroklimat dikaji. Petak demi petak dipetakan dengan pendekatan geospatial intelligence. Ini bukan proyek trial and error. Ini precision agriculture.

Penyuluh jadi garda terdepan. Mereka bukan lagi sekadar penghubung. Mereka agen transformasi. Didorong untuk mengenalkan teknik rice intensification, sistem tanam jajar legowo, hingga penggunaan drone spraying. Cara pikir petani pun ikut berubah.

Brigjen TNI Wawan Irawan tak hanya hadir, tapi mengingatkan. Cetak sawah rakyat butuh koordinasi lintas institusi. Tak cukup bicara di meja rapat. Harus turun ke lumpur.

Prof. Dr. Fajri Jufri menyambung. Ia dorong peningkatan yield potential. Sulsel sebagai lumbung beras nasional tak boleh melambat. Apalagi saat kepercayaan dari Presiden mengalir penuh.

Yang hadir pun tak main-main. Ada Wakil Bupati, Kepala Balai Moderenisasi Pertanian, Direktur Polbangtan, Bulog, BPS, hingga koordinator penyuluh kecamatan. Semua duduk satu meja. Bicarakan hal yang sama: pangan.

Soppeng tak hanya menanam padi. Mereka sedang menanam harapan. Dengan angka, dengan data, dengan tekad. Swasembada bukan mimpi. Ini soal kemauan—dan percepatan.(*)