Sidrap, Diskresi.com – Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) bersiap menjadi pusat perhatian Sulawesi Selatan. Pada 13–16 September 2025, sekitar 3.000 santri Muhammadiyah–Aisyiyah dari berbagai pondok pesantren di Sulsel akan berkumpul di Bumi Nene Mallomo.

Selama empat hari, Sidrap akan menjadi tuan rumah Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII. Agenda ini menghadirkan beragam kegiatan mulai dari pembukaan di Masjid Agung Pangkajene, seminar di Aula Iqra’ ITKes Sidrap, hingga groundbreaking gedung Muswil Muhammadiyah. Di penghujung acara, akan digelar wisuda santri, pawai kafilah, hingga atraksi Tapak Suci.

Tak hanya itu, berbagai lomba turut meramaikan, seperti tilawatil Qur’an, kaligrafi, syarhil, pidato, hingga musikalisasi puisi Islami. Ada pula momen haru dalam wisuda Hifdzul Qur’an, ketika orang tua memakaikan mahkota pada anaknya yang lulus hafalan.

“Ini bukan sekadar acara seremonial. Ini soal ruh keagamaan, soal kebersamaan, soal Sidrap yang ingin jadi tuan rumah yang baik,” kata Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, saat ditemui jelang acara, Rabu (10/9/2025).

Di balik kesiapan besar itu, Pemerintah Kabupaten Sidrap bekerja sama dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah memastikan semua agenda berjalan lancar. Syaharuddin menegaskan, acara ini tidak bisa hanya mengandalkan dekorasi dan tenda, tetapi butuh sinergi dan kolaborasi banyak pihak.

Yang menarik, di sela agenda utama akan digelar pelantikan pendekar kehormatan Tapak Suci. Mereka yang akan dilantik antara lain Bupati Sidrap, Rektor UMS Rappang, Rektor ITKes Sidrap, Direktur MBS Rappang, serta Direktur El Hasani Pangkajene. Semua akan menerima sabuk kehormatan sebagai bentuk penghargaan dari Tapak Suci Muhammadiyah.

Bagi Muhammadiyah, kemah tahunan ini merupakan tradisi panjang. Namun bagi Sidrap, edisi kedelapan ini memiliki arti lebih. Sidrap bukan sekadar lokasi, tetapi simbol pusat keagamaan yang sedang tumbuh dan bukti kesiapan daerah ini menjadi tuan rumah perhelatan besar.

Setelah sebelumnya mendapat sorotan positif karena capaian realisasi anggaran yang tinggi, kini Sidrap kembali mendapat perhatian lewat perhelatan akbar santri.

Selama empat hari, Sidrap tidak hanya tercatat di peta. Ia akan menjadi rumah bersama. Rumah yang menyatukan hafalan, bahasa, dan semangat kebersamaan.(*)