Jakarta, diskresi.com — Jakarta sedang panas. Bukan karena cuaca, tapi karena aroma korupsi yang menyengat dari tubuh Pertamina. Kamis (13/3/2025), mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, resmi diperiksa sebagai saksi di Kejaksaan Agung.

Ia datang pagi-pagi, pukul 08.36 WIB, mengenakan kemeja batik coklat. Di tangannya, sebuah buku coklat—entah catatan pribadi atau mungkin ‘buku dosa’ yang siap dibuka di hadapan penyidik.

“Sebetulnya secara struktur kan Subholding, tapi saya sangat senang kalau bisa membantu kejaksaan. Apa yang saya tahu akan saya sampaikan,” ujar Ahok kepada media sebelum memasuki gedung pemeriksaan.

Sembilan Tersangka, Rp 193,7 Triliun Melayang

Kasus ini bukan main-main. Kejaksaan Agung telah menetapkan sembilan tersangka, enam di antaranya adalah petinggi Pertamina Subholding:

  • Riva Siahaan (Dirut PT Pertamina Patra Niaga)
  • Yoki Firnandi (Dirut PT Pertamina International Shipping)
  • Sani Dinar Saifuddin (Direktur Feedstock & Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional)
  • Agus Purwono (VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional)
  • Maya Kusmaya (Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga)
  • Edward Corne (VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga)

Tak hanya dari internal, tiga broker juga dijerat:

  • Muhammad Kerry Adrianto Riza (Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa)
  • Dimas Werhaspati (Komisaris PT Navigator Khatulistiwa & PT Jenggala Maritim)
  • Gading Ramadhan Joedo (Komisaris PT Jenggala Maritim & Dirut PT Orbit Terminal Merak)

Angka kerugian? Fantastis. Rp 193,7 triliun. Dana sebesar itu cukup untuk membangun ribuan sekolah, rumah sakit, atau bahkan subsidi BBM bertahun-tahun.

Ahok dan Pertamina, Akankah Ada Babak Baru?

Sebagai mantan Komut Pertamina, Ahok dianggap tahu banyak soal kebijakan di internal perusahaan migas pelat merah ini. Apakah keterangannya akan membuka jalan ke tersangka baru?

Satu hal yang pasti, kasus ini belum selesai. Ahok mungkin hanya satu saksi, tapi ia bisa jadi pemantik babak baru dalam drama korupsi raksasa ini. Kita tunggu saja, apakah ini akan menjadi tsunami besar atau sekadar riak kecil yang cepat reda. (*)